Samarinda - Tenggarong



Samarinda (Kamis – 02.10.08)
Kota kelahiranku! Itulah kata yang kugambarkan tentang kota Samarinda. Sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur, kota ini didiami oleh multi etnis dari seluruh penjuru nusantara namun kesemuanya memiliki satu aksen yang membedakan masyarakat kota Samarinda dengan masyarakat kota lain.

Lebaran idul fitri lalu, silahturahmi tidak hanya saya lakukan dengan keluarga di Balikpapan saja. Saya juga mengunjungi beberapa keluarga di Samarinda sekaligus mengenang masa laluku di kota tepian ini :D.

Di kota Samarinda saya menyempatkan diri berkunjung ke Kebun Raya Unmul yang merupakan tempat penelitian terutama bidang kehutanan Unmul (Universitas Mulawarman) Samarinda. Dari pusat kota, kurang lebih 20 menit perjalanan yang ditempuh untuk mencapainya. Biaya masuk sebesar Rp. 8000 untuk kendaraan roda dua sudah termasuk 2 orang (Saya kesana hanya menggunakan sepeda motor saja :D).



Kebun Raya ini berisi beraneka ragam flora dan fauna baik asli dari daratan Kalimantan maupun beberapa dari luar Kalimantan. Yang paling menarik pengunjung adalah hewan orang utan. Hanya saja, mereka dalam keadaan terkurung sehingga ‘membebaskan’ manusia untuk sedikit usil terhadap mereka. Banyak pengunjung yang memanfaatkan untuk mengabadikan gambar mereka, ada juga yang memberi makanan manusia kepada mereka bahkan tak jarang ada yang memberi mereka minuman ringan. Hmm… memanusiakan binatang rupanya. Selain orang utan, beberapa jenis primata yang lain juga banyak terdapat disini seperti kera dan lutung. Ada juga hewan khas Kalimantan yaitu beruang madu. berbagai jenis burung dan ikan juga salah satu menjadi daya tarik bagi pengunjung. Rusa, kuda, dan ular juga mendiami kebun raya ini. Beberapa jenis flora yang terdapat dikebun raya ini adalah jenis anggrek, ada anggrek yang terkenal yang bias kita jumpai disini yaitu anggrek bulan yang habitat aslinya hanya terdapat dipedalam hutan Kalimantan.



Jelas terlihat bahwa tempat ini kurang begitu mendapat perhatian. Fasilitas yang kurang nyaman sampai sampah-sampah yang banyak berkeliaran ditempat ini. Kurang tertata dengan baik, kurang mendapat perawatan.

Di kebun raya ini juga terdapat rumah adat dayak atau biasa disebut rumah panggung namun karena alasan sesuatu, rumah ini tidak dapat dimasuki. Kita hanya dapat melihat dari luarnya saja.



Setelah puas melihat beraneka jenis ragam flora dan fauna, kita juga disuguhkan beberapa permainan seperti gokart, dan perahu bebek. Ada juga juga fasilitas bagi mereka yang hobi memancing. Yang paling ramai adalah perahu bebek, terlihat dari antrian pengunjung yang memenuhi loket pembelian karcis. Harga karcisnya 15.000/ perahu/ 20 menit. Karena banyaknya pengunjung, niatku untuk menaiki perahu terpaksa saya urungkan.



Hanya bermodalkan kamera dari HP bermerek Pantech PG6100, beberapa gambar sempat terekam. Setelah mengambil beberapa gambar dan hari juga sudah sore, saya pun meninggalkan kebun raya ini. Tak rugi mengunjungi tempat ini jika kita berada di kota Samarinda, selain suasananya yang asri kita juga bias membayangkan seolah-olah berada didalam hutan.

Tenggarong (Jumat – 03.10.08)
Selain di kota Samarinda, esok harinya bersama dengan keluarga, saya juga menyempatkan berkunjung ke kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kertanegara. Kota yang mengukir sejarah tentang kerajaan kutai kertanegara ini menyimpan berbagai jenis peninggalan sejarah. Dari Samarinda kurang lebih 1 jam waktu yang harus kita tempuh untuk ke kota Tenggarong. Dikota ini terdapat beberapa tempat wisata antara lain monumen Mulawarman dan pulau kumala. Kota ini lebih teratur jika dibandingkan Samarinda. Bila ke Samarinda, sangatlah rugi jika kita tidak mengunjungi Tenggarong.


singgasana Raja Kutai Kertanegara


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda